Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila
dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha
adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko
seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer.
Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka
orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur
karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu
disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha
mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya
untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal
sebagai berikut :
a. Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan
strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia
capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia
kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun
manusia.
c. Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib
mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
d. Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana
hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru
sebaliknya.
B. Produksi Optimal
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor produksi untuk
memproduksi output tertentu, posisi optimal ini dicapai dimana tidak
dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa mengurangi produksioutput yang
lain.
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ)
adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total
biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya
persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan
jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total
biayapersediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan
permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan
produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan.Metode EPQ menggunakan
asumsi sbb :
1. barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang
lebih besar dari tingkat permintaan.
2. selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan
adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan
kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya
memperhatikan biaya variable saja. Biaya variable dalam persediaan pada
prinsipnya dapat digolongkan sbb :
1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah
persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan
rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi
secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan
semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang termasuk
sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,
pemanas atau pendingin)
2. Biaya modal (opportunity cost of capital)
3. Biaya keusangan
4. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
5. Biaya asuransi persediaan
6. Biaya pajak persediaan
7. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
8. Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Contoh Perilaku Produsen yaitu pada produksi penjualan tahu.
Tahu merupakan konsumsi masyarakat banyak, dikarenakan harga tahu yang tejangkau dan juga enak dan bergizi tinggi, keinginan konsumen untuk mengkonsumsi tahu sangatlah menjajikan, maka oleh karena itu sebagai pelaku produsen kita harus pandai-pandai menyediakan bahan baku dan juga modal agar tidak mengalami kerugian jika para konsumen menginginkan mengkonsumsi tahu yang banyak.
Tetapi tidak semua produsen tahu mengalami keuntungan, mereka juga bisa saja mengalami kerugian, contohnya di saat ada isu mengenai tahu ber borax produsen tahu mengalami kerugian yang sangatlah pesat.
Tahu merupakan konsumsi masyarakat banyak, dikarenakan harga tahu yang tejangkau dan juga enak dan bergizi tinggi, keinginan konsumen untuk mengkonsumsi tahu sangatlah menjajikan, maka oleh karena itu sebagai pelaku produsen kita harus pandai-pandai menyediakan bahan baku dan juga modal agar tidak mengalami kerugian jika para konsumen menginginkan mengkonsumsi tahu yang banyak.
Tetapi tidak semua produsen tahu mengalami keuntungan, mereka juga bisa saja mengalami kerugian, contohnya di saat ada isu mengenai tahu ber borax produsen tahu mengalami kerugian yang sangatlah pesat.
Sumber
: http://diwika.blogspot.com/2011/03/resume-perilaku-produsen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar